Jakarta, TELUSURBISNIS.COM – Pasar perangkat wearable dunia kembali bergairah! Laporan terbaru IDC Worldwide Quarterly Wearable Device Tracker mengungkap lonjakan tajam dalam pengiriman perangkat wrist-worn (jam tangan pintar dan smart band) sepanjang kuartal I 2025, menandai kebangkitan besar teknologi yang kini makin menyatu dalam gaya hidup sehari-hari.
Dalam laporan yang dikutip Kamis (12/6/2025), IDC mencatat pengiriman perangkat wearable mencapai 45,57 juta unit, tumbuh 10,5% dibanding periode sama tahun lalu. Menariknya, China muncul sebagai mesin utama pertumbuhan, berkat subsidi nasional yang mendorong lonjakan permintaan domestik.
Huawei di Puncak, Apple Tergeser
Tak bisa dipungkiri, sorotan utama tertuju pada Huawei, yang kini merajai pasar global wearable. Perusahaan teknologi asal Tiongkok ini sukses mengambil alih posisi puncak dari Apple berkat ekosistem HarmonyOS yang semakin matang serta konektivitas antarperangkat yang mumpuni.
Peluncuran Huawei Band 10 dan peningkatan di lini Watch Series turut memperluas jangkauan ke segmen menengah-atas, membuat Huawei tak hanya mendominasi pasar lokal, tapi juga menancapkan kuku di panggung global.
Di sisi lain, Apple tetap mencatat pertumbuhan tahunan terbaik sejak 2023. Strategi mempercepat pengiriman di AS dan efek subsidi pemerintah Tiongkok membuat harga Apple Watch lebih kompetitif. Namun sayangnya, itu belum cukup untuk menahan laju agresif Huawei.
Xiaomi Melejit, Samsung Tertinggal
Nama Xiaomi juga bersinar terang, khususnya di pasar Tiongkok. Dengan lini produk seperti Redmi Watch dan smart band kelas entry-level, ditambah performa seri S di segmen menengah, Xiaomi mencatat lonjakan pengiriman terbesar di antara lima produsen top.
Sebaliknya, Samsung justru harus menghadapi penurunan. Persaingan ketat dengan produk-produk Tiongkok yang lebih terjangkau membuat raksasa Korea Selatan ini kewalahan, terutama di segmen menengah-atas yang kini makin padat oleh Apple, Huawei, dan Garmin.
Sementara itu, Garmin menutup posisi lima besar dengan strategi ekspansi yang cukup agresif. Seri Forerunner menyasar pengguna pemula, sementara Fenix Series diperluas di kalangan profesional dan premium, memperkuat kehadiran Garmin di dua ujung spektrum pasar.
Ledakan Pasar Tiongkok: Antara Subsidi dan Gaya Hidup Sehat
Tak bisa dipungkiri, China menjadi episentrum revolusi wearable. Kuartal I 2025 mencatat lonjakan besar pada pengiriman jam tangan pintar dewasa sebanyak 7,73 juta unit (naik 52,9% YoY), dan smart band sebanyak 6,21 juta unit (naik 67,9% YoY).
Selain insentif pemerintah, pertumbuhan ini didorong oleh program nasional “Manajemen Berat Badan Sehat”, bagian dari strategi tiga tahun bertajuk Healthy China (2025–2027). Kampanye ini mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup aktif dan sehat, serta membuka peluang bagi perangkat wearable dengan fitur pemantauan kesehatan seperti tekanan darah dan gula darah.
IDC memproyeksikan pengiriman perangkat wrist-worn dewasa di China bisa tembus 58,49 juta unit sepanjang 2025, naik 36,9% YoY, dengan CAGR lima tahun sebesar 8,5%.
Ke Depan: Wearable Jadi Alat Kesehatan Gaya Baru
Menurut Pan Xuefei, Research Director IDC China, tren ini bukan sekadar booming sesaat. “Subsidi dan kesadaran gaya hidup sehat telah mengubah cara konsumen melihat wearable. Ke depan, produsen akan berlomba menambah fitur kesehatan dan olahraga, dengan cakupan lebih luas dari sisi harga dan skenario penggunaan,” ujarnya.
Dari pelacak langkah hingga pemantau kadar gula darah, perangkat wearable kini bukan lagi sekadar aksesoris, melainkan asisten pribadi kesehatan masa depan. ***