Diluncurkan di Karawang, IRID Jadi Senjata Baru Desa Lawan Perubahan Iklim

Bayu Hidayah
3 Min Read

Karawang, TELUSURBISNIS.COM – Indonesia kini punya senjata baru untuk memerangi dampak perubahan iklim di level akar rumput. Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT) resmi meluncurkan Indeks Risiko Iklim Desa (IRID) di Situ Cipule, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Sabtu 28 Juni 2025.

Peluncuran yang berlangsung di tengah nuansa alami danau Cipule itu dihadiri langsung oleh Menteri Desa H. Yandri Susanto, anggota Komisi V DPR RI Verrell Bramasta, serta Wakil Bupati Karawang, Maslani, yang mewakili Bupati Aep Syaepuloh. Turut hadir pula jajaran OPD dan perangkat desa setempat.

“IRID bukan sekadar data, tapi kompas bagi desa menghadapi perubahan iklim. Ini langkah strategis mewujudkan desa mandiri dan tangguh iklim, sesuai target RPJMN 2025–2029,” tegas Menteri Yandri dalam sambutannya.

IRID hadir sebagai alat ukur penting. Indeks ini menghitung kerentanan desa terhadap krisis iklim dengan memadukan empat variabel: keterpaparan, sensitivitas, kapasitas adaptasi, dan potensi bahaya.

“Dengan pemetaan berbasis IRID, pemerintah bisa lebih tepat sasaran menentukan program dan intervensi kebijakan,” jelas Yandri. Ia juga menekankan bahwa inisiatif ini selaras dengan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto: membangun dari desa demi pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Verrell Bramasta, yang hadir mewakili DPR RI, memberikan apresiasi penuh. “Kami di Komisi V siap kawal. Harapan kami, sinergi pusat dan daerah makin kuat agar program ini tak sekadar seremoni, tapi jadi solusi,” ucap Verrell.

Wakil Bupati Karawang Maslani menyebut peluncuran IRID di Mulyasari sebagai bukti kesiapan desa Karawang menghadapi tantangan zaman. “Ini kebanggaan bagi kami. Pemkab siap mendampingi desa-desa untuk membangun ketahanan iklim yang nyata,” katanya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Karawang, Syaefuloh, menambahkan bahwa Desa Mulyasari diharapkan menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain. “Adaptasi dan mitigasi harus jadi budaya, bukan hanya proyek,” ujarnya.

Langkah Nyata: Integrasi Sistem dan Panduan Teknis

Dalam momen tersebut, dilakukan juga penandatanganan kerja sama integrasi Sistem Informasi Desa (SID) dengan IRID. Langkah ini dinilai sebagai terobosan agar data dan kebijakan bisa berjalan beriringan.

Sebagai simbol dimulainya era baru ketahanan desa, Menteri Yandri menyerahkan Buku Pintar IRID kepada perwakilan desa. Buku ini akan menjadi panduan teknis bagi desa-desa untuk memahami, mengukur, dan memperkuat respon terhadap krisis iklim.

Peluncuran IRID menegaskan semangat baru: bahwa perubahan besar dimulai dari desa. Dengan data, sinergi, dan komitmen bersama, Indonesia memperkuat fondasi menghadapi tantangan global dari level lokal.

“IRID bukan tujuan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang menuju desa-desa yang lebih kuat, mandiri, dan siap menghadapi dunia yang terus berubah,” tutup Yandri. ***

Share This Article
Leave a comment