TELUSUR BISNIS – Buaya merupakan hewan eksotis yang kian populer di kalangan peternak. Permintaan kulit, daging, hingga minyak buaya yang tinggi membuat tidak sedikit orang memilih beternak buaya.
Akan tetapi, usaha ini pun memerlukan persiapan matang mengingat risiko serta kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi untuk menjaga buaya tetap sehat dan produktif juga termasuk tinggi.
Namun dengan persiapan matang dan perencanaan yang baik, ternak buaya bukan hanya bisa mendatangkan keuntungan besar, tetapi juga menjadi peluang usaha yang menarik di sektor peternakan eksotis.
Tentu saja, untuk itupun membutuhkan berbagai kesiapan. Pengetahuan yang cukup dan mematuhi regulasi, terutama dari segi hukum, infrastruktur, manajemen, dan keamanan, selain berkomitmen pada manajemen yang baik agar usaha ternak buaya dapat berkembang secara optimal dan berkelanjutan.
Bagi Anda yang tertarik untuk beternak buaya, berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum memulai ternak buaya.
Sebelum memulai usaha ternak buaya, sangat penting untuk memahami dan mematuhi regulasi hukum yang berlaku di negara atau daerah tempat Anda tinggal. Di Indonesia, beternak buaya diatur oleh peraturan yang ketat mengingat buaya merupakan hewan dilindungi dalam beberapa spesiesnya.
Anda harus mendapatkan izin dari instansi yang berwenang, seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), yang akan memantau dan memastikan usaha Anda tidak melanggar hukum.
Memulai Beternak
Sebelum memulai, penting untuk memetakan pasar dan memastikan potensi keuntungan. Kulit buaya sangat dicari di industri mode untuk pembuatan tas, sepatu, dan aksesori mewah, sementara daging buaya mulai diminati sebagai makanan eksotis yang sehat.
Selain itu, minyak buaya juga populer dalam industri kosmetik karena manfaatnya untuk kulit. Mengidentifikasi target pasar dan memahami regulasi ekspor sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.
Beternak buaya tidak lepas dari tantangan. Buaya adalah hewan yang berbahaya, dan kecelakaan bisa saja terjadi jika tidak ada penanganan yang tepat. Selain itu, biaya operasional seperti pakan, perawatan kandang, serta kesehatan hewan juga tinggi.
Dalam jangka panjang, fluktuasi harga di pasar kulit dan daging buaya juga bisa mempengaruhi keuntungan. Buaya membutuhkan lingkungan yang menyerupai habitat aslinya. Lokasi yang ideal untuk peternakan buaya harus memiliki sumber air bersih yang cukup, karena buaya hidup di air tawar seperti sungai, danau, atau rawa-rawa.
Anda juga harus memastikan bahwa lokasi tersebut jauh dari pemukiman penduduk untuk mengurangi risiko interaksi berbahaya antara buaya dan manusia. Selain itu, kondisi iklim juga penting – suhu panas tropis lebih sesuai untuk pertumbuhan optimal buaya.
Kandang buaya harus dirancang dengan baik untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan baik bagi hewan maupun manusia. Kandang perlu memiliki area darat dan air, serta dilengkapi dengan pagar yang kokoh dan tinggi untuk mencegah buaya keluar.
Buaya adalah hewan yang agresif dan bisa sangat kuat, sehingga pagar harus mampu menahan gerakan buaya yang berpotensi merusak. Setiap kandang harus memiliki kolam yang cukup dalam untuk berendam serta area kering untuk buaya berjemur, karena mereka memerlukan sinar matahari untuk mengatur suhu tubuhnya.
Ada beberapa jenis buaya yang biasa diternakkan, di antaranya adalah buaya muara (Crocodylus porosus) dan buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae). Buaya muara terkenal dengan kulitnya yang bernilai tinggi di pasar global.
Sementara buaya air tawar lebih sering diambil dagingnya. Pemilihan spesies ini harus disesuaikan dengan tujuan utama beternak, apakah untuk produksi kulit, daging, atau untuk keperluan lain seperti pariwisata.
Pakan yang Tepat
Buaya adalah karnivora sejati yang biasanya memangsa ikan, burung, dan mamalia kecil di alam liar. Dalam lingkungan peternakan, pakan buaya harus memenuhi kebutuhan protein mereka yang tinggi. Biasanya, buaya diberi pakan berupa daging ikan atau ayam, dengan frekuensi makan yang tergantung pada usia buaya.
Buaya muda lebih sering diberi makan dibandingkan dengan buaya dewasa, yang dapat diberi makan hanya 1-2 kali per minggu. Kualitas pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, kesehatan, dan kualitas kulit buaya.
Manajemen Peternakan
Manajemen yang baik sangat penting dalam ternak buaya. Anda harus memperhatikan beberapa hal, seperti Pemantauan Kesehatan buaya secara berkala diperlukan untuk menghindari penyakit atau infeksi. Buaya yang sakit perlu segera dipisahkan dari buaya lainnya untuk mencegah penyebaran.
Buaya membutuhkan kondisi lingkungan yang stabil dan tidak terganggu untuk bisa berkembang biak. Penangkaran memerlukan pengetahuan tentang masa kawin dan penetasan telur buaya yang memerlukan kondisi suhu tertentu agar embrio berkembang dengan baik. (Bayu)