Kinerja Saham dan Prospek Dividen Tinggi Membuat BBRI Jadi Perhatian Investor
TELUSUR BISNIS – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menunjukkan peningkatan signifikan dalam perdagangan sesi pagi pada 22 November 2024. Pada pukul 10.45 WIB, harga saham BBRI naik 3,29% menjadi Rp 4.390 per lembar. Aktivitas perdagangan juga cukup ramai dengan volume mencapai 146 juta saham, melibatkan 22,22 ribu transaksi, dengan nilai transaksi menyentuh Rp 634,4 miliar.
Sebelumnya, selama dua hari berturut-turut pada 20 dan 21 November, saham BRI sempat mengalami penurunan masing-masing sebesar -0,69% dan -1,85%. Namun, tren tersebut berbalik arah, mencerminkan optimisme investor terhadap bank pelat merah ini.
Laba Bersih dan Dividen yang Menarik
BRI diproyeksikan mencetak laba bersih hingga Rp 62,9 triliun pada 2024, meningkat dari Rp 60,1 triliun pada tahun sebelumnya. Kabar baiknya, potensi dividen yang besar kembali menjadi daya tarik utama bagi para pemegang saham.
Hingga akhir September 2024, BRI telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 45,06 triliun. Sebagai catatan, untuk tahun buku 2023, BRI membagikan dividen tunai sebesar Rp 48,10 triliun atau Rp 319 per saham. Dari jumlah tersebut, Rp 12,66 triliun atau Rp 84 per saham telah dibayarkan sebagai dividen interim pada Januari 2024. Sisanya, dividen final sebesar Rp 35,43 triliun atau Rp 235 per saham, telah dicairkan pada Maret 2024.
Menurut riset Trimegah Sekuritas, rasio kapital BRI mencapai 26,8%, sementara rasio provisi terhadap pinjaman berada di angka 6,2%. Kondisi ini dinilai cukup untuk mendukung kebijakan pembagian dividen besar secara berkelanjutan.
Kinerja Stabil dan NIM yang Tinggi
Sepanjang kuartal III-2024, BRI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 1,2% secara kuartalan, meskipun dana pihak ketiga (DPK) turun 2%. Penurunan DPK terutama terjadi pada deposito berjangka, namun rasio dana murah (CASA) naik menjadi 64,2% dibandingkan kuartal sebelumnya 63,2%.
Analis Trimegah, Jonathan Gunawan, mengungkapkan bahwa yield pinjaman BRI meningkat menjadi 13,4% dari sebelumnya 13% pada kuartal II-2024. Biaya dana yang tetap stabil di 4,2% mendorong kenaikan Net Interest Margin (NIM) menjadi 7,8%, dibandingkan 7,6% di kuartal sebelumnya.
Prospek 2025: Segmen UMKM Jadi Kunci
BRI diproyeksikan mampu menjaga kinerja stabil di tahun 2025, dengan NIM yang lebih resilien dibandingkan bank pelat merah lainnya. Salah satu alasan utama adalah posisi BRI yang kuat di segmen UMKM, di mana persaingan relatif lebih ringan dan margin kredit lebih tinggi.
Analis Trimegah mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BBRI dengan target harga Rp 6.400. Valuasi ini didasarkan pada proyeksi tahun 2025, setara dengan Price to Book Value (PBV) sebesar 2,8 kali.
“BRI terus menunjukkan kinerja yang stabil dan menjadi pilihan utama untuk investasi jangka panjang, terutama dengan dukungan dari kualitas aset yang membaik dan potensi dividen besar,” jelas Jonathan.
Kesimpulan: Pilihan Menarik bagi Investor
Dengan peningkatan laba bersih, potensi dividen tinggi, dan prospek cerah di segmen kredit UMKM, saham BRI tetap menjadi salah satu pilihan unggulan di pasar saham. Stabilitas kinerja dan strategi yang fokus pada segmen mikro membuat bank ini berada di posisi yang menguntungkan dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
Catatan: Informasi dalam artikel ini disajikan untuk tujuan edukasi dan tidak menjadi rekomendasi langsung untuk membeli atau menjual saham. Pastikan untuk melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.