Dividen Menggoda: Saham BBRI Stagnan, Apakah Waktu Tepat untuk Buy?

Telusur Bisnis
5 Min Read
Pada 16 Desember 2024, BRI mengumumkan dividen interim senilai Rp135 per saham, yang secara total mencapai Rp20,3 triliun.

TELUSURBISNIS.COM – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI terus menjadi sorotan para investor, terutama setelah pengumuman pembagian dividen interim. Namun, harga sahamnya masih stagnan di Rp4.150 pada perdagangan 18 Desember 2024. Dengan volume perdagangan mencapai 205,06 juta saham, frekuensi transaksi 52.523 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp853,17 miliar, apakah saham ini layak dimasukkan ke dalam portofolio Anda?

Kabar Dividen Menggoda, Harga Saham Tetap Diam

Pada 16 Desember 2024, BRI mengumumkan dividen interim senilai Rp135 per saham, yang secara total mencapai Rp20,3 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan 61% dibandingkan dividen interim tahun sebelumnya yang hanya Rp84 per saham. Berdasarkan estimasi laba bersih tahun 2024 sebesar Rp57,9 triliun, pembagian dividen ini setara dengan 35% dari total pendapatan.

Menurut Sucor Sekuritas, dividen tersebut memberikan imbal hasil sebesar 3,2% berdasarkan harga saham saat ini. “Ini adalah bonus manis untuk mengawali tahun baru bagi pemegang saham,” ungkap Sucor Sekuritas dalam ulasannya.

Namun, meski dividen terlihat menggoda, harga saham BBRI belum mengalami kenaikan signifikan. Analis teknikal RHB Sekuritas, Muhammad Wafi, menyebutkan bahwa saham BRI terlihat kembali melakukan koreksi dengan volume rendah. “Jika mampu breakout garis MA5, saham ini berpeluang rebound dan menguji resistance garis MA20,” jelasnya. Wafi merekomendasikan untuk buy jika harga breakout Rp4.220, dengan target jual di Rp4.530 hingga Rp4.820, dan cut loss di Rp4.130.

Tantangan Jangka Pendek: Faktor Global dan Ekonomi Domestik

Meskipun dividen terlihat menarik, tantangan jangka pendek masih menjadi perhatian utama. Menurut Sucor Sekuritas, sektor perbankan menghadapi tekanan dari berbagai faktor seperti:

  1. Pelemahan Rupiah: Nilai tukar rupiah terus tertekan, yang berpotensi meningkatkan risiko ekonomi.
  2. Imbal Hasil Treasury AS: Kenaikan imbal hasil obligasi AS menciptakan tekanan bagi pasar negara berkembang.
  3. Ketegangan Geopolitik: Ketidakpastian global memengaruhi sentimen pasar.
  4. Likuiditas Pasar: Kondisi pasar yang ketat membuat investor lebih berhati-hati.

Arus keluar modal asing juga signifikan, dengan rata-rata dana asing keluar sebesar Rp352 miliar per hari selama 20 hari perdagangan terakhir. Total arus keluar asing secara year-to-date telah mencapai Rp35,5 triliun.

Sucor Sekuritas juga menyoroti perlambatan pertumbuhan laba BBRI pada kuartal terakhir tahun ini. Tiga faktor utama yang memengaruhi adalah:

  • Pertumbuhan pinjaman yang melambat.
  • Biaya pendanaan yang masih tinggi.
  • Peningkatan biaya kredit.

Optimisme di Tengah Tantangan

Meskipun demikian, performa BBRI selama 10 bulan pertama tahun 2024 tetap menunjukkan kekuatan. Bank mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,7 triliun, naik 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong oleh PPOP (Pre-Provision Operating Profit) sebesar Rp89,5 triliun, yang tumbuh 15% year-on-year.

“Namun, pertumbuhan ini diimbangi oleh peningkatan biaya pencadangan sebesar 36% yoy, sebagai langkah antisipasi terhadap risiko ekonomi yang menantang,” jelas Sucor Sekuritas.

Sucor Sekuritas juga menyarankan investor untuk wait and see hingga sentimen pasar membaik. “Kondisi saat ini masih berat bagi pergerakan harga saham BBRI, tetapi profitabilitas bank tetap solid,” tambahnya.

Rekomendasi untuk Investor: Peluang dan Risiko

Dengan fundamental yang kuat, BBRI tetap menjadi pilihan menarik bagi investor jangka panjang. Profitabilitas yang solid, efisiensi operasional, dan dividen yang menggoda adalah alasan utama untuk mempertimbangkan saham ini. Namun, investor harus waspada terhadap risiko jangka pendek dan memastikan diversifikasi portofolio untuk mengelola volatilitas.

Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp6.000 per saham. Cum dividen untuk pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 24 Desember 2024, dengan ex-dividen pada 27 Desember 2024. Pembayaran dividen dijadwalkan pada 15 Januari 2025.

Kesimpulan: Apakah Saatnya Membeli?

Dengan dividen yang menarik dan fundamental yang kuat, BBRI tetap menjadi salah satu saham perbankan terbaik di Indonesia. Namun, tantangan jangka pendek seperti pelemahan rupiah, arus keluar modal asing, dan perlambatan pertumbuhan laba menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Jika Anda adalah investor yang mencari dividen tinggi dengan prospek jangka panjang, BBRI bisa menjadi pilihan tepat, terutama jika sentimen pasar mulai membaik. (tsb)

Share This Article
Follow:
Kami adalah media online yang menyajikan informasi terkini, inspiratif dan inovatif. Kami berkomitmen menyampaikan informasi secara cerdas, menginspirasi dan mengedukasi. (*)
Leave a comment