Bitcoin Anjlok Pasca Pernyataan The Fed: Akankah US$85.000 Jadi Support Baru?

Telusur Bisnis
5 Min Read
Bitcoin (BTC), aset digital terbesar di dunia, kini menghadapi ancaman penurunan lebih lanjut, dengan analis kripto terkemuka Justin Bennet memperingatkan kemungkinan support baru di angka US$85.000.

TELUUSBISNIS.COM – Pasar cryptocurrency kembali diterpa badai setelah pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memicu ketidakpastian di kalangan investor. Bitcoin (BTC), aset digital terbesar di dunia, kini menghadapi ancaman penurunan lebih lanjut, dengan analis kripto terkemuka Justin Bennet memperingatkan kemungkinan support baru di angka US$85.000.

Menurut laporan dari DailyHodl.com, Bennet menyampaikan melalui akun X (sebelumnya Twitter) bahwa jika Bitcoin gagal menembus kembali level resistensi kritis di US$102.000, harga kemungkinan besar akan jatuh lebih dalam. “Jika Bitcoin tidak bisa merebut kembali US$102.000, maka batas bawah saluran perdagangan saat ini akan menjadi tujuan berikutnya,” ungkapnya.


Dampak Pernyataan Jerome Powell pada Pasar Kripto

Salah satu penyebab utama tekanan pada pasar adalah pernyataan Powell yang secara eksplisit menegaskan bahwa The Fed tidak diizinkan untuk memegang Bitcoin. Hal ini tidak hanya mengguncang pasar kripto, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada pasar saham global. Nasdaq, misalnya, mencatat penurunan tajam sebesar 3,6% dalam satu hari, sementara indeks dolar AS (DXY) melonjak 1,2% ke level 108,00. Imbal hasil obligasi juga meningkat hingga mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Justin Bennet menilai bahwa kondisi ini menciptakan fase ‘risk-off’, di mana investor cenderung menghindari aset berisiko hingga ada tanda-tanda stabilitas. Bitcoin, sebagai salah satu aset digital yang paling sensitif terhadap sentimen pasar, turut terkena imbasnya. “Isyarat Powell memicu kejatuhan di berbagai kelas aset. Ini adalah saat di mana para pelaku pasar harus ekstra hati-hati,” tambah Bennet.


Prediksi Harga Bitcoin: Risiko dan Peluang

Saat ini, Bitcoin berada dalam posisi genting. Jika harga tidak berhasil menembus kembali level US$102.000, Bennet memprediksi bahwa support berikutnya akan berada di sekitar US$91.600 hingga US$85.000. Koreksi ini, meskipun tampak ekstrem, bukanlah hal baru dalam siklus pasar bullish Bitcoin.

“Koreksi sebesar 20-30% adalah hal yang biasa dalam siklus bullish. Ini adalah bagian dari dinamika pasar kripto, dan investor harus siap menghadapi fluktuasi seperti ini,” jelas Bennet.

Ia juga optimis bahwa meskipun pasar saat ini berada dalam tekanan, tren bullish Bitcoin belum berakhir. Dalam pandangannya, penurunan ini dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk masuk ke pasar dengan harga yang lebih rendah. “Diskon liburan 2024/2025 segera dimulai,” katanya dengan nada optimis.


Mengapa Bitcoin Harus Lepas dari Bayang-Bayang Pasar Saham?

Salah satu poin penting yang diangkat oleh Bennet adalah kebutuhan Bitcoin untuk memisahkan diri dari pengaruh pasar saham. Saat ini, korelasi antara Bitcoin dan pasar saham masih cukup tinggi, sehingga pergerakan negatif di Nasdaq atau S&P 500 cenderung menyeret harga Bitcoin ke bawah.

“Jika Bitcoin benar-benar ingin menembus pola ini, maka perlu ada upaya untuk memisahkan diri dari dinamika pasar saham,” ujar Bennet. Namun, hal ini tidak akan mudah dicapai tanpa dukungan dari likuiditas pasar yang kuat dan sentimen positif yang konsisten.


Strategi untuk Investor di Tengah Ketidakpastian

Dalam kondisi pasar yang tidak menentu, Bennet menyarankan para investor untuk tetap tenang dan mengambil langkah strategis. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu menghadapi situasi ini:

  1. Diversifikasi Portofolio: Jangan terlalu bergantung pada satu aset, meskipun itu adalah Bitcoin. Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam aset digital lain yang memiliki fundamental kuat.
  2. Pantau Level Support dan Resistensi: Gunakan analisis teknikal untuk mengidentifikasi level-level kunci yang dapat menjadi indikator pergerakan harga.
  3. Hindari FOMO (Fear of Missing Out): Jangan membuat keputusan investasi berdasarkan emosi. Selalu lakukan riset sebelum masuk ke pasar.
  4. Siapkan Likuiditas: Dalam kondisi pasar bearish, memiliki likuiditas yang cukup dapat memberikan fleksibilitas untuk membeli aset di harga yang lebih rendah.

Kesimpulan: Akankah Bitcoin Bertahan di Tengah Gejolak?

Pernyataan Jerome Powell dan kondisi makroekonomi global telah menciptakan badai yang signifikan di pasar cryptocurrency. Namun, seperti yang dijelaskan oleh Justin Bennet, ini bukanlah akhir dari cerita Bitcoin. Dalam jangka panjang, aset ini masih memiliki potensi besar untuk menjadi penyimpan nilai utama di era digital.

Bagi investor yang memiliki visi jangka panjang, penurunan ini dapat dilihat sebagai peluang untuk masuk ke pasar dengan harga yang lebih kompetitif. Namun, bagi mereka yang belum siap menghadapi risiko, langkah terbaik adalah tetap memantau perkembangan pasar dengan seksama.

Dengan dinamika pasar yang terus berkembang, satu hal yang pasti adalah bahwa Bitcoin dan pasar cryptocurrency secara keseluruhan akan terus menjadi topik yang menarik perhatian dunia keuangan global.

Share This Article
Follow:
Kami adalah media online yang menyajikan informasi terkini, inspiratif dan inovatif. Kami berkomitmen menyampaikan informasi secara cerdas, menginspirasi dan mengedukasi. (*)
Leave a comment