Kisah Inspiratif Nunung: Perjuangan Mantan Atlet Karate Bangun Usaha Peyek di Sukabumi

Prima Arno Meidiandi
2 Min Read
Nunung Bachtiar, SE, perajin peyek inspiratif ibu rumah tangga. (Andi Prima/Telusurbisnis)

TELUSURBISNIS.COM – Di balik aroma gurih peyek kacang yang menggoda, tersimpan kisah inspiratif seorang ibu. Dia, Nunung Bachtiar, SE, mantan atlet karate pemegang sabuk hitam DAN 1 aliran Shotokan, yang menekuni dunia usaha rumahan makanan peyek.

Bukan di atas tatami lagi ia berjuang, melainkan di dapurnya yang sederhana di Perumahan Gedung Putih, Desa Purwosari, Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

IMG 20250504 WA0001 Kisah Inspiratif Nunung: Perjuangan Mantan Atlet Karate Bangun Usaha Peyek di Sukabumi

Meski usaha “Chaniago Food Catering” telah berdiri kokoh selama 10 tahun, tak sekalipun ia dilirik oleh lembaga UMKM setempat. Padahal peyek kacang gurih olahannya berpotensi besar jadi produk unggulan UMKM setempat.

“Padahal saya ingin sekali usaha peyek rumahan yang saya produksi diberdayakan dan dikembangkan,” ungkap Nunung kepada Telusurbisnis.com, saat ditemui di kediamannya, Minggu 4 Mei 2025.

Merantau dari Padang ke Sukabumi, istri  seorang pensiunan polisi ini membawa semangat yang sama seperti saat berlaga di arena karate: pantang menyerah.

Bermodalkan itu, Ia memulai usaha dari skala kecil, hanya dengan resep keluarga dan tekad kuat. Kini, produksinya bisa mencapai 10 hingga 20 kilogram peyek setiap hari.

Tak hanya peyek kacang biasa, Nunung menciptakan berbagai varian: peyek kacang pedas, peyek teri, hingga peyek kacang hijau. Bahkan, ia juga menerima pesanan kue basah, kue kering, nasi box, dan snack box, meski hanya berdasarkan permintaan.

“Setiap hari saya fokus produksi peyek. Untuk yang lain, saya buat sesuai pesanan,” ujarnya sambil tersenyum.

Dalam menjalankan usahanya, Nunung dibantu putri tercintanya, menciptakan harmoni antara tradisi keluarga dan usaha mandiri.

Produk-produk Chaniago Food Catering telah merambah pasar lokal hingga ke Bogor dan Jakarta. Dengan harga bervariasi Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per kemasan, atau sekitar Rp 80.000 per kilogram.

“Kualitas dan rasa tetap menjadi prioritas utama kami,” ucap perempuan hebat mantan anggota polisi di Jakarta ini optimis, usaha yang ditekuni sejak 10 tahun silam akan berbuah manis.

Terlepas dari apa yang dilakukannya untuk membantu perekonomian keluarga, kisah Nunung Bachtiar ini bukan sekadar cerita usaha kecil, tapi potret ketangguhan seorang ibu yang memilih bertarung di dapur, ketika dunia luar belum memberi ruang. (Andi)

Share This Article
Leave a comment