Adopsi AI di Indonesia, Terobosan Hemat Biaya Tapi Masih Terkendala SDM

Telusur Bisnis
2 Min Read
Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia

TELUSURBISNIS.COM Adopsi AI di Indonesia masih menghadapi tantangan meski teknologi ini dinilai sebagai kunci efisiensi bisnis. Data IBM menyebut hanya 15% perusahaan yang menjadikan AI sebagai prioritas strategis, sementara mayoritas masih memandangnya sebagai pendukung operasional.

Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, mengungkapkan minimnya SDM ahli dan biaya tinggi menjadi penghambat utama. “Banyak CEO perusahaan swasta dan BUMN bertanya: apakah tim kami mampu mengelola AI ?” ujarnya dalam acara IBM Ramadan Gathering (12/3).

Selain SDM, biaya infrastruktur untuk AI generatif seperti GPU dan cloud menjadi beban. Namun, tren bergeser ke Small Language Model (SLM) yang lebih hemat biaya . Model ini cocok untuk perusahaan dengan sumber daya terbatas karena ukurannya kecil, konsumsi daya rendah, dan bisa dioperasikan tanpa peralatan mahal.

“SLM menawarkan efisiensi operasional dan ramah lingkungan. Perusahaan bisa menghemat hingga 40% dibandingkan menggunakan Large Language Model (LLM),” jelas Roy.

Sektor perbankan menjadi pionir adopsi AI , terutama dalam analisis skor kredit dan otomatisasi dokumen. Sementara ritel memanfaatkan AI untuk memahami pola belanja konsumen dan personalisasi rekomendasi produk.

Roy menekankan, kolaborasi pemerintah dan swasta diperlukan untuk mempercepat adopsi AI . “Regulasi yang jelas dan pelatihan SDM akan membantu Indonesia memanfaatkan potensi AI secara hemat biaya ,” pungkasnya. (*)

Share This Article
Follow:
Kami adalah media online yang menyajikan informasi terkini, inspiratif dan inovatif. Kami berkomitmen menyampaikan informasi secara cerdas, menginspirasi dan mengedukasi. (*)
Leave a comment