TELUSUR BISNIS – Beternak burung puyuh menjadi salah satu pilihan usaha agribisnis yang semakin diminati karena tingginya permintaan terhadap telur dan daging puyuh. Produk burung puyuh ini banyak dicari di pasar, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri kuliner.
Telur puyuh, yang kaya nutrisi dan praktis diolah, menjadi salah satu sumber protein hewani yang populer. Daging puyuh juga kian diminati, terutama di kalangan pecinta kuliner yang menyukai daging dengan tekstur lembut dan rasa yang khas. Potensi pasar yang luas inilah yang menjadikan beternak burung puyuh sebagai usaha yang menjanjikan keuntungan yang stabil.
Di samping itu, perawatan burung puyuh relatif lebih mudah dibandingkan jenis ternak lainnya. Burung puyuh memiliki daya tahan yang cukup baik dan tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga cocok untuk dijalankan di area terbatas.
Selain itu, siklus produksi telur puyuh yang cepat membuat peternak bisa mendapatkan hasil dalam waktu singkat. Biaya pakan dan pemeliharaan juga tergolong rendah, sehingga menambah keuntungan usaha ini. Dengan manajemen yang baik, beternak burung puyuh bisa menjadi solusi agribisnis yang efisien dan menguntungkan dalam jangka panjang.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu Anda persiapkan dan ketahui agar usaha ternak puyuh sukses dan berkembang.
1. Kandang yang Ideal untuk Burung Puyuh
Kandang burung puyuh harus memenuhi beberapa syarat dasar, seperti kebersihan, keamanan, dan ventilasi yang baik. Idealnya, kandang puyuh dewasa membutuhkan ruang sekitar 200-250 cm² per ekor.
Untuk menghemat tempat, kandang dapat dibuat bertingkat. Selain itu, pastikan kandang memiliki pencahayaan yang cukup agar produktivitas burung, terutama dalam bertelur, tetap optimal.
2. Suhu dan Kelembapan yang Tepat
Burung puyuh sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu ideal bagi puyuh adalah 20-25°C. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi dapat mempengaruhi produksi telur dan kesehatan burung.
Selain suhu, kelembapan di kandang juga perlu diperhatikan. Kelembapan yang disarankan adalah 50-70%, yang akan menjaga kenyamanan dan kesehatan burung.
3. Pakan Berkualitas untuk Produktivitas Maksimal
Pakan yang diberikan pada burung puyuh harus berkualitas tinggi, terutama yang kaya akan protein. Protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi telur, dengan kadar yang ideal berkisar antara 18-22%.
Pakan bisa berupa pelet atau campuran biji-bijian, dan sebaiknya dilengkapi dengan suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang kesehatan burung. Pemberian pakan yang tepat akan berpengaruh langsung pada hasil produksi telur dan kualitas daging.
4. Air Bersih yang Selalu Tersedia
Selain pakan, burung puyuh juga membutuhkan akses ke air bersih setiap saat. Penting untuk memastikan kualitas air tetap terjaga dan bebas dari kontaminasi. Gunakan tempat minum yang dirancang khusus agar air tidak mudah tercemar kotoran, sehingga kesehatan burung tetap terjaga.
5. Pencegahan Penyakit dengan Pemantauan Rutin
Seperti hewan ternak lainnya, burung puyuh juga rentan terhadap penyakit, seperti colibacillosis dan salmonellosis. Untuk mencegah terjadinya wabah, penting untuk melakukan vaksinasi secara berkala dan menjaga kebersihan kandang. Pengecekan kesehatan burung secara teratur juga sangat diperlukan, sehingga potensi masalah bisa segera diatasi sebelum menyebar.
6. Pembibitan dan Produksi Telur
Jika Anda berniat untuk menghasilkan telur puyuh untuk ditetaskan, pilih indukan jantan dan betina yang berkualitas. Rasio yang ideal adalah satu ekor jantan untuk setiap 4-6 betina.
Namun, jika fokus utama Anda adalah produksi telur konsumsi, burung betina bisa dipelihara tanpa keberadaan jantan. Burung puyuh mulai bertelur pada usia 6-7 minggu dan bisa menghasilkan sekitar 250-300 telur per tahun. Untuk memaksimalkan produktivitas, pastikan pencahayaan kandang mencapai 14-16 jam per hari.
7. Pasar yang Potensial
Sejak awal, tentukan target pasar yang ingin Anda raih. Telur puyuh dapat dijual untuk konsumsi langsung atau untuk ditetaskan. Selain itu, daging puyuh juga memiliki permintaan yang cukup tinggi di pasar, terutama bagi kalangan restoran atau konsumen yang mencari sumber protein alternatif. (*)