Dari Kambing Kurban ke Ladang Cuan: Kisah Milenial Malang Sukses Jadi Peternak Digital

Bayu Hidayah
3 Min Read
pakan sehat untuk domba Garut

Malang, TELUSURBISNIS.COM – Siapa sangka niat sederhana untuk berkurban bisa berubah jadi bisnis menjanjikan? Lucky Aditya Ramadhan (33), warga Kota Malang, Jawa Timur, membuktikan bahwa semangat, konsistensi, dan sedikit sentuhan digital bisa mengubah kambing menjadi emas.

Awalnya, Lucky hanya berniat membeli seekor kambing untuk kurban pribadi pada Juli 2024. Tapi dari sana, jalan hidupnya berubah. “Saya coba beli satu kambing dari Singosari, terus jadi kepikiran untuk beternak sendiri,” ujarnya saat ditemui Minggu (1/6/2025).

Ketertarikan yang awalnya iseng berkembang cepat. Lucky menambah koleksi ternaknya dengan seekor kambing remaja dari Banyuwangi, ditambah satu cempe. Tak berhenti di situ, ia pun mulai merambah jenis-jenis unggulan, seperti kambing etawa kontes dari Nganjuk dan pejantan tangguh dari Singosari.

“Februari 2025 saya putuskan bangun kandang di Jalan Lesanpuro Gang 2,” katanya. Dari empat ekor kambing, kini ia mengelola delapan ekor untuk penggemukan dan sudah menjual 30 ekor menjelang Idul Adha 2025.

Laris Manis Menjelang Lebaran Kurban

Melihat peluang jelang Idul Adha, Lucky langsung tancap gas. “Awal Mei sudah ada lima ekor yang di-booking. Akhirnya saya tambah stok dari pasar dan mitra peternak di Dampit, Bululawang, Blitar, sampai Tulungagung,” ungkapnya.

Ragam kambing yang dijual juga menarik. Mulai dari Peranakan Etawa (PE) seharga Rp 5-7,5 juta, Senduro putih jumbo dari Lumajang mulai Rp 4 juta, hingga Jawa Randu di kisaran Rp 3-4,5 juta. Kambing unik dengan corak kepala merah bahkan bisa tembus Rp 8,5 juta!

“Yang Crossboer juga banyak dicari. Gemuk ke samping, enggak tinggi tapi lucu. Harganya sekitar Rp 3 sampai 4 jutaan,” kata Lucky sembari tertawa.

Peternakan Digital, Penjualan Lewat Status WA hingga TikTok

Tak seperti peternak konvensional, Lucky melek digital. Ia menjual kambingnya lewat WhatsApp, TikTok, Facebook, dan Instagram. “80 persen pembeli datang dari online. Banyak yang lihat video, langsung hubungi, minta lokasi, dan beli di tempat,” jelasnya.

Calon pembeli tak hanya dari Malang Raya, tapi juga dari Madura, Gresik, Tangerang, sampai Jakarta. Bahkan, ia menawarkan gratis ongkir untuk wilayah Malang.

Kesehatan Kambing, Layanan Plus-Plus

Lucky sangat peduli dengan kesehatan ternaknya. Meski belum wajib Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), ia tetap melakukan suntik vitamin, menjaga kebersihan kandang, dan memandikan kambing secara rutin—semuanya gratis.

Pola makan kambingnya juga terkonsep: campuran combor dari ampas tahu, polar konsentrat, kulit dan air kedelai. “Enggak cuma ngasih daun-daunan, kita kasih nutrisi lengkap,” ujarnya.

Bisnis Berlanjut, Tak Hanya Idul Adha

Di luar momen Idul Adha, Lucky juga melayani permintaan kambing untuk aqiqah, termasuk paket masak. Harga kambingnya mulai dari Rp 2 juta. Ke depannya, ia berencana fokus pada dua lini: penggemukan menjelang Idul Adha dan usaha kecil aqiqah sepanjang tahun.

“Saya ingin konsisten, bukan hanya cari untung pas lebaran. Yang penting sustainable,” pungkasnya. (bay)

Share This Article
Leave a comment