TELUSURBISNIS.COM – Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi pada 4 Desember 2024 di Desa Ciemas, Kabupaten Sukabumi, masih menyisakan lumpur tebal hingga 20 hari setelah kejadian.
Sungai Ciemas dan Sarongge yang meluap menjadi pemicu utama bencana yang merusak tujuh wilayah, yakni Ciemas, Cikanteh, Cipeundeuy, Cimarinjung, Sarongge, Cimalim, dan Ciporeang. Ketebalan lumpur di beberapa titik bahkan mencapai lutut orang dewasa.
Sebanyak 164 keluarga atau 541 jiwa terdampak bencana ini. Selain kerusakan infrastruktur, musibah juga merenggut korban jiwa, yakni Dadang (65), warga Kampung Ciemas RT 04/01.
Pembangunan pondok pesantren modern di Kampung Cisitu yang dimulai pada September 2023 diduga turut berkontribusi. Proses cut and fill di lahan seluas enam hektare dekat Sungai Ciemas menyebabkan material lumpur terbawa air hingga menggenangi pasar dan permukiman warga.
Kepala Desa Ciemas, Wisnu Handito, menyampaikan bahwa saat ini fokus utama adalah tanggap darurat dan pemulihan pascabencana.
“Kami masih membersihkan lumpur dan membantu warga yang terdampak. Terkait proyek pondok pesantren, kami belum menerima informasi resmi, dan penyebab banjir masih dalam investigasi pemerintah,” ungkapnya.
Berbagai pihak, termasuk Pemdes, Forkopimcam, pemerintah daerah, dan relawan, terus bekerja sama untuk memperbaiki kondisi wilayah serta kehidupan masyarakat yang terdampak. (andi)