Kabupaten Sukabumi, TELUSURBISNIS.COM – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi mengambil langkah strategis dengan membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di lingkungan Sekolah Dasar.
Program ini dirancang sebagai upaya preventif dan responsif terhadap berbagai bentuk kekerasan yang mungkin terjadi di satuan pendidikan.
Acara sosialisasi pembentukan TPPK digelar pada Jumat, 14 Februari 2025, di Hotel Sukabumi Indah. Kepala Disdik Sukabumi, Eka Nandang Nugraha, menegaskan pentingnya komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Dasar hukum pembentukan TPPK merujuk pada Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Regulasi ini menjadi pijakan kuat bagi sekolah-sekolah dalam membangun sistem perlindungan bagi peserta didik. “Regulasi ini wajib diterapkan secara konsisten demi masa depan anak-anak kita,” tambah Eka.
TPPK memiliki peran sentral dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan di sekolah. Pembentukan tim ini merupakan langkah awal yang signifikan untuk memastikan setiap siswa mendapatkan haknya atas pendidikan yang aman dan inklusif. Namun, keberadaan TPPK saja tidak cukup tanpa penguatan kapasitas semua pihak yang terlibat.
Eka menekankan pentingnya pelatihan dan pembekalan kepada guru, staf administrasi, hingga orang tua murid agar implementasi program berjalan efektif. “Setiap elemen harus memahami perannya dalam menciptakan sekolah yang bebas kekerasan,” ujarnya. Dengan sinergi ini, diharapkan angka kekerasan di sekolah dapat diminimalkan secara drastis.
Sosialisasi TPPK juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran kolektif. “Kami berharap seluruh peserta segera menindaklanjuti kebijakan ini di lingkungan masing-masing,” kata Eka. Ia menambahkan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua anak.
Melalui TPPK, Disdik Sukabumi bertekad menjadikan sekolah-sekolah dasar sebagai contoh praktik baik dalam pencegahan kekerasan.
Program ini bukan hanya tentang kebijakan, tetapi juga tentang aksi nyata yang melibatkan semua pihak. “Kita harus bergerak bersama untuk masa depan pendidikan yang lebih baik,” tutup Eka. (Andi)
