Kesepakatan Investasi Energi dari Gelaran IAF 2024 di Bali Capai Rp 23,37 Triliun

Bayu Aria
3 Min Read

BALI, TELUSUR BISNIS – Kesepakatan investasi di sektor energi yang dihasilkan dalam gelaran Indonesia Africa-Forum (IAF) 2024 di Bali mencapai US$1,5 miliar atau setara dengan Rp23,37 triliun.

Hal itu diungkapkan Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Dewi Justicia Meidiwaty.

Capaian tersebut, kata dia, cukup menjanjikan dari target kesepakatan deliverables AIF 2024 dengan total US$3,5 miliar.

“Ketahanan energi sangat penting bagi stabilitas dan pembangunan ekonomi, khususnya bagi Indonesia-Afrika,” ucap Meidiwaty, Selasa (3/9/2024).

Meidiwaty menyebut, hal itu juga merupakan kesepakatan yang menguntungkan di bidang energi.

“Sehingga ini semakin memperkuat kerja sama Indonesia-Afrika dalam mengamankan pasokan dan ketahanan energi di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu,” kata Meidiwaty.

Sejumlah kesepakatan yang dicapai, papar Meidiwaty, yaitu penandatanganan kontrak training antara PT Pertamina Training & Consulting (PTC) dengan Petrofound Namibia yang akan dilakukan di Integrated Drilling Training Center (IDTC), Indonesia.

Selain itu, dengan Tanzania, Pertamina melalui anak usaha Maurell & Prom, telah mendapatkan redistribusi 60% saham Wentworth Resources di blok gas Mnazi Bay.

Di sisi lain, PT PLN (Persero) juga telah melakukan kerja sama pengembangan energi panas bumi dengan Tanesco dan Tanzania Geothermal development Company/TGDC dengan target pengembangan sebesar 225 megawatt (MW) di Natron, Luhoi, dan Ngozi.

“Tanesco juga telah melakukan kunjungan ke PLN untuk gali lebih lanjut potensi pengembangan energi panas bumi di Indonesia,” jelas Meidy.

Kesepakatan antara Indonesia dan Tanzania, lanjut Meidy, merupakan tindak lanjut dari lawatan Presiden RI Joko Widodo ke Tanzania pada 21-22 Agustus 2023 yang menghasilkan sejumlah komitmen kerja sama di bidang energi.

“Selain kesepakatan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika, IAF ke-2 juga menjadi forum yang memfasilitasi kesepakatan antarnegara Afrika,” kata Meidy.

Salah satunya adalah komitmen kerja sama antara Mozambik dengan Afrika Selatan melalui Nota Kesepahaman antara Buzi Hydrocabon Pte Ltd dan Guma Africa Group Ltd. terkait eksplorasi dan komersialisasi gas EPCC Buzi.

“Selain BUMN, sektor swasta juga berhasil meraih nilai investasi dengan Afrika, antara lain PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dengan Vutomi Energy melalui kerja sama komersialisasi independent power plant sebesar 500 MW,” tutup Meidy.***

 

Share This Article
Leave a comment