JAKARTA, TELUSURBISNIS.COM — Siapa sangka, kotoran sapi bisa jadi senjata rahasia dalam perang melawan krisis iklim? Itulah strategi Danone, raksasa produk makanan dan minuman global, yang kini sukses memangkas emisi metana dari rantai pasokan susu segarnya lebih dari 25 persen sejak 2020.
Langkah ini adalah bagian dari target ambisius Danone: memangkas emisi metana sebesar 30 persen pada 2030. Pasalnya, susu bukan sekadar bahan sarapan. Di balik satu gelasnya, tersembunyi jejak karbon yang cukup besar — bahkan menyumbang lebih dari 70 persen emisi metana Danone, dan 51 persen dari total jejak karbon agrikultur mereka.
Solusi Inovatif: Biodigester dan Kerja Sama Global
Bekerja sama dengan para peternak kecil — yang jumlahnya mencapai lebih dari 60.000 orang di seluruh dunia — Danone kini fokus pada strategi langsung di tingkat peternakan: dari pengelolaan ternak, pakan, hingga kotoran, semuanya dioptimalkan.
Salah satu terobosan menarik? Biodigester. Teknologi ini mengubah limbah sapi menjadi biogas terbarukan untuk energi dan pupuk organik yang ramah lingkungan. Bersama mitra teknologi Sistema.bio, Danone telah menandatangani MoU untuk menghadirkan 6.500 biodigester hingga 2030, mulai dari Meksiko, Maroko, hingga India.
“Kami ingin solusi ini tidak hanya menyelamatkan planet, tapi juga membantu kehidupan para peternak yang jadi tulang punggung rantai pasokan kami,” ujar juru bicara Danone dalam pernyataan resminya.
Metana: Ancaman Cepat, Solusi Harus Lebih Cepat
Berdasarkan laporan Program Lingkungan PBB, dunia perlu memangkas emisi metana sebesar 40–45 persen pada 2030 untuk menjaga suhu bumi agar tidak melampaui ambang batas 1,5°C. Alasannya? Meski lebih kuat dari CO₂ dalam memerangkap panas, metana hanya bertahan sebentar di atmosfer. Artinya, pengurangannya bisa memberi efek positif lebih cepat dalam mengatasi pemanasan global.
Namun, meski Danone dan General Mills diakui sebagai dua perusahaan yang membuat kemajuan nyata dan terverifikasi, sebagian besar pemain besar lainnya belum bergerak. Laporan dari Changing Markets Foundation bahkan menyebut bahwa dari 20 perusahaan ritel makanan utama di Eropa dan Amerika Utara, belum satu pun yang berkomitmen tegas untuk mengurangi metana.
“Kalau kita ingin masa depan yang aman untuk generasi mendatang, perubahan harus dimulai dari sekarang — dari kandang sapi hingga ke meja makan,” tulis Changing Markets dalam laporannya.
Dari Limbah Jadi Harapan
Langkah Danone ini menunjukkan bahwa solusi iklim tidak selalu harus berupa teknologi canggih di luar angkasa. Kadang, jawabannya justru ada di ladang-ladang peternakan, dalam bentuk kotoran yang dikelola dengan bijak. ***