Jakarta, TELUSUR BISNIS – Raksasa manajer investasi BlackRock kembali menunjukkan langkah besar dalam pasar aset digital dengan memborong Bitcoin senilai USD 1,1 miliar (sekitar Rp 17 triliun) dalam sepekan terakhir.
Pembelian besar-besaran ini tidak hanya mempertegas posisi BlackRock sebagai salah satu pelopor investasi institusional di dunia kripto, tetapi juga mencerminkan kepercayaan jangka panjangnya terhadap potensi pertumbuhan Bitcoin.
Keputusan untuk menambah Bitcoin dalam portofolio adalah bagian dari strategi BlackRock untuk diversifikasi aset sekaligus memanfaatkan tren kenaikan nilai kripto. Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif besar BlackRock dalam memasukkan kripto lebih dalam ke dalam struktur portofolionya yang telah mapan.
Selain memborong Bitcoin, BlackRock juga mengincar potensi lain di pasar kripto melalui token BUIDL. Token yang diperkenalkan pada Maret 2024 ini adalah representasi dana likuiditas berbasis dolar Amerika Serikat yang teregulasi, menjadikannya sebagai jaminan alternatif dalam kontrak berjangka.
Saat ini, BlackRock tengah berdiskusi dengan beberapa bursa kripto global, termasuk Binance, OKX, dan Deribit, guna memungkinkan penggunaan token BUIDL sebagai agunan.
Penggunaan BUIDL sebagai jaminan memiliki potensi untuk menggeser dominasi stablecoin tradisional seperti USDT dan USDC di pasar agunan kripto.
Dengan regulasi dan kemampuan menghasilkan imbal hasil, BUIDL menawarkan daya tarik bagi pedagang derivatif institusional yang mencari keamanan dan keuntungan berkelanjutan. Pengadopsian oleh bursa kripto besar akan memperkuat kredibilitas BUIDL dan memperluas penggunaannya di kalangan institusi.
Inisiatif strategis BlackRock ini menggambarkan komitmen mereka yang semakin kuat terhadap aset digital, menempatkan perusahaan ini sebagai pionir dalam adopsi kripto institusional.
Dengan pembelian Bitcoin secara besar-besaran dan penerapan token BUIDL sebagai agunan, BlackRock mempertegas posisinya sebagai pemain utama dalam transformasi pasar kripto global. (*)
