Patut Dicoba! Tips Hemat Budidaya Belut yang Jarang Diketahui Orang

Bayu Aria
4 Min Read

TELUSUR BISNIS – Budidaya belut menjadi pilihan menarik bagi para peternak di lahan sempit karena efisiensi ruang dan kemudahannya. Dengan memanfaatkan drum atau bak kecil, usaha ini dapat dilakukan, bahkan di area perkotaan yang minim lahan.

Belut memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena permintaannya yang stabil, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun bahan baku industri kuliner. Selain itu, siklus pemeliharaannya yang relatif singkat dan potensi panen yang menguntungkan membuatnya cocok sebagai alternatif usaha mikro.

Keunggulan budidaya belut menggunakan drum atau bak kecil terletak pada kemudahan pengelolaannya. Modal awal yang dibutuhkan tidak besar, dan alat serta bahan seperti lumpur, pakan organik, serta air berkualitas mudah diperoleh.

Teknik pemeliharaan belut juga sederhana, mulai dari pemilihan bibit berkualitas, pengaturan pH air, hingga pemberian pakan secara teratur.

Faktor-faktor ini membuat budidaya belut menjadi usaha yang dapat dimulai dengan investasi rendah, namun berpotensi menghasilkan keuntungan signifikan.

Dengan semakin terbatasnya lahan produktif, budidaya belut menawarkan solusi inovatif bagi masyarakat perkotaan untuk mendukung kemandirian ekonomi.

Selain menjanjikan keuntungan, usaha ini juga mendukung prinsip keberlanjutan karena dapat dilakukan di ruang terbatas tanpa merusak lingkungan.

Dukungan dari pemerintah dan berbagai komunitas peternak turut mendorong minat terhadap budidaya belut, menjadikannya sebagai peluang usaha yang menjanjikan bagi mereka yang ingin memulai bisnis agrikultur skala kecil.

Budidaya Belut
1. Persiapan Media Budidaya
Drum atau Bak: Gunakan drum plastik atau bak kecil dengan kapasitas minimal 200 liter. Bersihkan hingga bebas dari zat kimia.

Lubang Drainase: Buat lubang di bagian bawah drum untuk mempermudah penggantian air.

Substrat Media: Isi dengan campuran lumpur sawah, pupuk kandang (fermentasi), dan sekam padi, dengan ketebalan sekitar 30–50 cm. Tambahkan air hingga lumpur setengah cair.

2. Pemilihan Bibit Belut
Pilih bibit belut yang sehat, aktif, dan bebas luka dengan ukuran seragam (10–12 cm).
Kepadatan tebar ideal: 50–70 ekor per drum berukuran 200 liter.

3. Pemberian Pakan
Berikan pakan alami seperti cacing tanah, keong mas, ikan kecil, atau pelet dengan kandungan protein tinggi. Pakan diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan jumlah 5–10% dari berat total belut.

4. Pemeliharaan Air
Jaga kualitas air agar tetap bersih dan bebas dari bau busuk. Tambahkan air secara berkala untuk menjaga kelembapan lumpur, namun jangan terlalu encer. Ganti air sebagian setiap 2 minggu atau saat terlihat kotor.

5. Pengelolaan Hama dan Penyakit
Hindari pemberian pakan berlebihan untuk mencegah sisa pakan yang membusuk.
Pastikan drum tertutup dengan jaring atau tutup berlubang untuk menghindari serangan predator seperti katak atau ular.

6. Panen
Belut dapat dipanen setelah 3–4 bulan budidaya, ketika mencapai ukuran konsumsi (15–20 cm). Panen dengan cara menguras lumpur secara perlahan agar belut mudah ditangkap.

7. Perhitungan Keuntungan
Hitung biaya produksi (bibit, pakan, peralatan) dan bandingkan dengan hasil panen. Pasarkan belut ke pasar tradisional, restoran, atau pembeli online untuk mendapatkan harga terbaik.

Tips Hemat
Gunakan drum yang sudah tidak terpakai untuk menghemat biaya. Jika menggunakan sistem kering, belut hanya memerlukan lumpur lembap tanpa air menggenang.

Dengan perawatan yang baik dan efisiensi biaya, budidaya belut dalam drum dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan. (*)

Share This Article
Leave a comment