Jakarta, TELUSURBISNIS.COM — Sektor properti Indonesia bersiap menerima suntikan energi baru di tahun 2025. Dua faktor jadi penopangnya: pelonggaran batas penghasilan pembelian rumah subsidi dan sinyal penurunan suku bunga dari Bank Indonesia. Gabungan keduanya bisa menjadi bensin pemacu pertumbuhan pasar hunian, terutama segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Rumah Subsidi, Kini Lebih Terjangkau
Pemerintah resmi merevisi batas atas penghasilan untuk rumah subsidi lewat Permen Perumahan dan Kawasan Permukiman Nomor 5 Tahun 2025. Batas penghasilan MBR kini lebih longgar, bahkan mencapai Rp14 juta per bulan untuk warga berstatus menikah di wilayah Jabodetabek.
Berikut rincian pengelompokan penghasilan MBR berdasarkan zona:
- Zona 1 (Jawa – kecuali Jabodetabek, Sumatra, NTT, NTB)
Lajang: Rp8,5 juta
Menikah: Rp10 juta
- Zona 2 (Kalimantan, Sulawesi, Babel, Kepri, Maluku, Bali)
Lajang: Rp9 juta
Menikah: Rp11 juta
- Zona 3 (Papua & wilayah sekitarnya)
Lajang: Rp10,5 juta
Menikah: Rp12 juta
- Zona 4 (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang)
Lajang: Rp12 juta
Menikah: Rp14 juta
Tak hanya itu, aturan juga menyesuaikan luas maksimal rumah subsidi: 36 m² untuk rumah umum dan 48 m² untuk rumah swadaya. Dengan regulasi baru ini, impian punya rumah subsidi jadi makin realistis.
Suku Bunga Bisa Turun, Kredit Rumah Makin Menarik?
Sementara dari sisi makroekonomi, Bank Indonesia mengisyaratkan peluang untuk memangkas suku bunga acuan (BI Rate) dalam waktu dekat. Menurut Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, potensi penurunan sebesar 50 basis poin di sisa tahun 2025 terbuka lebar.
“Prediksinya dua kali pemangkasan: masing-masing 25 basis poin di kuartal III dan IV. Akhir tahun bisa turun ke 5,25%,” ujar Banjaran, beberapa waktu lalu.
Namun, BI saat ini masih bertahan di angka 5,75%, mengingat tekanan eksternal—terutama nilai tukar rupiah dan arah kebijakan suku bunga The Fed—masih jadi faktor penentu.
Saham Properti Bisa Jadi Primadona?
Dengan harga rumah subsidi makin terjangkau dan bunga KPR berpotensi turun, efek domino diprediksi akan sampai ke pasar saham. Emiten properti diperkirakan akan menikmati keuntungan dari membaiknya daya beli masyarakat.
Beberapa nama yang disebut-sebut siap menangguk berkah di antaranya:
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
- PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
- PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
- PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Investor properti? Peluang emas. Pekerja kantoran? Rumah subsidi kini makin masuk akal. Dan bagi pengembang? Inilah waktu yang tepat untuk genjot proyek baru. n