Ramzi Akbar Yusuf Soroti UHC dan UMKM: “Jangan Cuma Seremonial, Harus Nyata!”

Prima Arno Meidiandi
2 Min Read

Kabupaten Sukabumi, TELUSURBISNIS.COM – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Ramzi Akbar Yusuf, angkat bicara soal arah pembangunan daerah ke depan. Dalam rapat pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, Jumat (13/6/2025), ia menyoroti sejumlah isu krusial mulai dari layanan kesehatan hingga pemberdayaan pemuda dan UMKM.

Dengan nada serius, legislator Fraksi PKS ini menegaskan bahwa visi besar Sukabumi sebagai daerah yang Maju, Unggul, Berbudaya, dan Berkah (Mubarakah) tak boleh berhenti di atas kertas.

“Visi itu harus diterjemahkan dalam program-program konkret yang menjawab kebutuhan masyarakat. Bukan cuma slogan,” ujarnya.

Salah satu fokus utamanya adalah Universal Health Coverage (UHC). Ramzi menilai layanan kesehatan masih jauh dari kata ideal. Ia bahkan menyebut insiden tragis di RSUD Sekarwangi, di mana seorang pasien meninggal dalam perjalanan karena lambatnya respons rumah sakit.

“UHC ini bukan wacana, tapi kebutuhan mendesak. Sistem layanan kesehatan kita perlu revolusi – harus cepat, inovatif, dan responsif,” tegasnya.

UMKM dan Pemuda Jangan Cuma Jadi Judul Proposal

Ramzi juga menyoroti program pemberdayaan UMKM dan pemuda yang menurutnya masih bersifat “hiasan” dalam perencanaan.

“UMKM jangan cuma dijadikan kegiatan seremoni. Harus ada output yang bisa mendongkrak ekonomi masyarakat, terutama generasi muda,” ucapnya.

Ia mengkritik ketiadaan program spesifik bagi pemuda di sektor-sektor produktif seperti pertanian, peternakan, dan pariwisata. “Kita sedang menikmati bonus demografi, tapi kalau pemudanya tidak dilibatkan dalam pembangunan, ya percuma,” katanya.

Ramzi juga menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan investasi pada manusia.

Dorongan untuk Program Terpadu

Ia mendesak agar pemerintah daerah segera menyusun program-program terpadu yang menyentuh akar persoalan, terutama bagi kalangan muda.

“Pemuda harus ditempatkan sebagai pelaku utama pembangunan, bukan sekadar penonton. Sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata itu punya potensi besar, tinggal bagaimana kita melibatkan mereka secara serius,” pungkasnya. ***

 

 

 

Share This Article
Leave a comment