Revolusi Teknologi IoT: Budidaya Ikan di Lampung Naik Kelas, Ekonomi Melesat!

Telusur Bisnis
5 Min Read
Teknologi ini memungkinkan pembudidaya untuk mengurangi kebutuhan pakan hingga 200-300 gram per kilogram.

TELUSURBISNIS.COM – Perkembangan teknologi di era digital terus memberikan dampak luar biasa di berbagai sektor, termasuk perikanan. Salah satu kisah suksesnya terjadi di Desa Palas, Lampung Selatan, di mana teknologi Internet of Things (IoT) membantu pembudidaya ikan mengoptimalkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan. Dalam program inovasi yang didukung oleh BAKTI Komdigi, sebanyak 15 perangkat IoT, termasuk lima unit smart autofeeder, diserahkan ke desa tersebut.

Transformasi Budidaya Ikan dengan Teknologi Smart Autofeeder

Taslimin, Ketua Kelompok Budidaya Ikan (POKDAKAN) Margo Rejo di Kecamatan Palas, mengungkapkan bahwa para pembudidaya di Dusun 008, Desa Bangunan, kini memanfaatkan teknologi untuk budidaya ikan patin dan lele. Sebelumnya, aktivitas seperti memberi pakan sepenuhnya dilakukan secara manual, memakan waktu dan tenaga yang besar. Namun, kehadiran alat smart autofeeder dari eFishery telah mengubah cara kerja mereka.

“Sebelum mengenal eFishery, kami bekerja serba manual. Pakan ditebar dengan tangan, membutuhkan banyak waktu. Setelah ada eFishery, pekerjaan jadi lebih efisien, dan kami punya waktu untuk melakukan aktivitas lain,” ujar Taslimin kepada detikcom.

Meskipun awalnya para pembudidaya merasa kebingungan menggunakan alat ini, adaptasi yang dilakukan berbuah manis. Teknologi ini tidak hanya mempermudah pekerjaan, tetapi juga memberikan penghematan biaya pakan secara signifikan.

“Awalnya memang sulit, tetapi setelah dipelajari, sekarang kami terbantu sekali. Biaya pakan bisa ditekan dengan efisien,” tambah Taslimin.

Efisiensi dan Keuntungan Maksimal dengan IoT

Ade Setiawan L. Tobing, Project Manager Program Digitalisasi Perikanan dari eFishery, menjelaskan lebih lanjut mengenai keunggulan teknologi smart autofeeder. Menurutnya, tujuan utama program ini adalah memberikan edukasi kepada pembudidaya tentang pentingnya efisiensi dalam pemberian pakan.

“Selama ini, pembudidaya cenderung hanya memberi pakan sebanyak-banyaknya dengan harapan ikan cepat besar. Namun, mereka tidak memiliki perhitungan matang tentang efisiensi pakan. Di sinilah peran teknologi smart autofeeder menjadi krusial,” ujar Ade.

Teknologi ini memungkinkan pembudidaya untuk mengurangi kebutuhan pakan hingga 200-300 gram per kilogram. Dengan memanfaatkan perhitungan Feed Conversion Ratio (FCR), target efisiensi yang dicapai adalah penggunaan 1,3 kilogram pakan untuk menghasilkan 1 kilogram daging ikan. Efisiensi ini memberikan dampak signifikan terhadap profit pembudidaya.

Perhitungan Keuntungan Nyata bagi Pembudidaya

Sebagai gambaran, harga bersih penjualan ikan di daerah Palas mencapai Rp 17.000 per kilogram, sedangkan harga pakan ditekan menjadi Rp 11.000 per kilogram dengan teknologi ini. Jika dihitung dengan rasio FCR 1,3, maka biaya pakan untuk setiap kilogram ikan hanya sekitar Rp 14.300. Dengan menambahkan biaya benih, keuntungan bersih meningkat tajam dibandingkan metode konvensional.

“Dengan teknologi ini, pembudidaya dapat menghemat biaya pakan hingga Rp 1.500 per kilogram. Jika mereka menghasilkan 10 ton ikan, keuntungan tambahan bisa mencapai belasan juta rupiah. Ini menjadi solusi bagi mereka yang selama ini hanya mendapatkan keuntungan minim,” jelas Ade.

Penghematan ini menjadi sangat berarti, mengingat pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan, mencapai 60% dari total biaya produksi. Dengan teknologi smart autofeeder, pembudidaya dapat mengoptimalkan penggunaan pakan sekaligus meningkatkan produktivitas kolam mereka.

Dampak Ekonomi dan Sosial Teknologi IoT di Lampung

Program digitalisasi perikanan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membawa dampak sosial yang positif. Para pembudidaya kini memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan usaha lain atau meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, pengurangan biaya produksi memberikan peluang bagi pembudidaya kecil untuk bersaing di pasar yang lebih luas.

Taslimin menambahkan bahwa penerapan teknologi ini juga mendorong semangat gotong royong di antara anggota kelompok budidaya. Mereka saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, menciptakan komunitas yang lebih solid.

Masa Depan Cerah Budidaya Ikan Berbasis Teknologi

Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa teknologi IoT memiliki potensi besar untuk mengubah wajah sektor perikanan di Indonesia. Dengan edukasi yang berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, lebih banyak pembudidaya dapat menikmati manfaat yang sama.

Ade menegaskan bahwa eFishery berkomitmen untuk terus mendukung pembudidaya melalui inovasi teknologi dan program pelatihan. Harapannya, keberhasilan di Lampung dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadopsi teknologi serupa.

Kesimpulan: Teknologi sebagai Pendorong Kemajuan

Inovasi teknologi seperti smart autofeeder membuktikan bahwa digitalisasi dapat menjadi solusi efektif untuk tantangan yang dihadapi pembudidaya ikan. Dengan efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan keuntungan yang lebih besar, para pembudidaya di Desa Palas kini dapat naik kelas dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian daerah.

Melalui program seperti ini, harapan untuk membangun sektor perikanan yang modern, berdaya saing, dan berkelanjutan semakin dekat dengan kenyataan. Dengan langkah awal yang sukses di Lampung Selatan, masa depan cerah sedang menanti para pembudidaya Indonesia.

Share This Article
Follow:
Kami adalah media online yang menyajikan informasi terkini, inspiratif dan inovatif. Kami berkomitmen menyampaikan informasi secara cerdas, menginspirasi dan mengedukasi. (*)
Leave a comment